JAKARTA – Tahun 2025 menjadi tonggak yang kian mempertegas arah gaya busana atau fashion Gen Z yang mulai meninggalkan aturan konvensional dan menjadikan ekspresi diri sebagai inti dalam berpakaian.
Generasi ini tidak lagi terikat pada satu jenis potongan atau satu estetika utama saja, namun mereka mengombinasikan bermacam elemen, mulai dari teknik layering yang berani, siluet pakaian longgar, hingga pemakaian busana bekas (preloved), sebagai medium untuk menyampaikan identitas mereka.
Cara pandang ini terlihat selaras dalam berbagai laporan media mode dunia seperti Vogue Arabia, InStyle, dan Fashionista, yang seluruhnya menekankan bahwa Gen Z tidak hanya sekadar mengekor pada tren, melainkan menyusun tren mereka sendiri.
Layering sebagai Medium Baru dalam Berbusana
Merujuk pada laporan Vogue Arabia, Gen Z telah berhasil “menyusun kembali” pakem berpakaian berlapis yang selama ini biasanya hanya dikaitkan dengan aspek fungsional.
Bukannya bertumpu pada satu jaket utama, Gen Z lebih memilih untuk menumpuk hoodie dengan jaket denim, memasangkan rajutan (knit) berlengan panjang dengan kaus bermotif grafis, hingga memadukan gaun transparan berbahan renda dengan sweater tebal.
Langkah ini menghadirkan perpaduan tekstur, warna, serta volume yang sengaja diekspos.
Teknik layering bukan lagi sekadar cara untuk menjaga suhu tubuh, melainkan sebuah bahasa visual guna menunjukkan karakter kepribadian yang rumit dan memiliki banyak sisi.
Mengkurasi Gaya Sendiri daripada Mengejar Tren
Di sisi lain, InStyle memberikan perhatian pada perubahan signifikan dalam cara pandang Gen Z terhadap tren musiman.
Berdasarkan pendapat duo stylist selebritas Danielle O’Connell dan Alix Gropper, Gen Z tidak memiliki minat untuk terlihat seperti individu yang sedang “mengejar tren”.
“Ada pergeseran jelas ke arah keaslian dan individualitas. Gen Z tidak ingin terlihat mengikuti tren, mereka ingin terlihat mengkurasi gaya mereka sendiri,” ujar Danielle dan Alix.
Hal ini nampak dari seleksi busana yang berani menggabungkan aspek kontras, misalnya bawahan yang longgar dengan atasan tipis tembus pandang, atau pemakaian perhiasan berukuran besar yang disandingkan dengan alas kaki yang simpel.
Potongan celana low-rise, gaya tailoring yang kasual, motif polkadot, hingga sepatu datar sederhana dipilih karena memberikan ruang untuk mencoba hal baru, bukan hanya dikarenakan statusnya yang sedang populer.
Busana Bekas dan Vintage menjadi Fondasi Gaya
Preferensi gaya Gen Z juga tidak dapat dipisahkan dari kegemaran mereka mengonsumsi barang-barang preloved.
Data Pinterest 2025 Fall Trends yang dibahas oleh Fashionista memperlihatkan adanya kenaikan tajam pada pencarian busana vintage dan thrift di kalangan generasi ini.
Kata kunci pencarian seperti “dream thrift finds”, “vintage fall aesthetic”, hingga “men thrift outfits” mengalami peningkatan dari ratusan hingga ribuan persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Menurut Fashionista, ketertarikan ini menggambarkan impian Gen Z untuk mendapatkan pakaian yang eksklusif, tidak diproduksi secara massal, sekaligus menunjukkan kepedulian terhadap isu lingkungan.
Gaya klasik preppy, nuansa grunge era 1990-an, jam tangan kuno, teknik patchwork, hingga estetika babydoll tahun 1960-an menjadi incaran utama karena menyuguhkan narasi dan karakter yang sulit ditemukan pada produk pakaian industri massal.
Fashion sebagai Identitas, Bukan Hanya Visual
Jika dirangkum, tren fashion Gen Z di tahun 2025 bukanlah mengenai satu gaya tunggal yang berkuasa, melainkan tentang kedaulatan dalam berekspresi.
Teknik layering yang eksplosif, siluet yang santai, aksesori bernilai seni, serta penggunaan barang bekas membuktikan bahwa Gen Z menganggap fashion sebagai instrumen komunikasi personal.
Tidak terdapat standar benar atau salah dalam cara berpakaian versi Gen Z, selama gaya tersebut dirasakan jujur serta sesuai dengan pribadi penggunanya.
Di tengah lingkungan digital yang bergerak cepat dan mengutamakan visual, Gen Z justru menempuh jalur yang lebih kontemplatif, yakni menyusun gaya dari aneka referensi, pengalaman, serta nilai-nilai yang kami anggap penting.
Ikuti Artikel Terbaru Kawula ID di Google News