AS-China Mulai Negosiasi Tarif di Swiss, Perang Dagang Berakhir?

AS-China Mulai Negosiasi Tarif di Swiss, Perang Dagang Berakhir?
Ilustrasi (Canva Pro/ Getty Images Signature)

KAWULA.ID - Pertemuan penting antara China dan Amerika Serikat yang bakal segera digelar di Swiss dianggap menjadi langkah awal untuk menyelesaikan perang tarif. Kebijakan saling membalas menaikkan tarif tinggi membuat hubungan kedua negara memanas belakangan ini. 

Wakil Perdana Menteri China, He Lifeng, dijadwalkan bertemu dengan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, dalam perundingan yang diminta oleh pihak Washington.

“Baru-baru ini, AS berulang kali menyatakan keinginannya untuk berunding dengan China. Pertemuan ini adalah inisiatif dari AS,” ungkap Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Lin Jian, dalam konferensi pers di Beijing, dihimpun dari berbagai sumber.

Kunjungan He Lifeng ke Swiss dijadwalkan berlangsung pada 9-12 Mei 2025 atas undangan resmi pemerintah Swiss. Ia akan memimpin pembicaraan sebagai pejabat tinggi yang menangani isu ekonomi dan perdagangan antara kedua negara.

Setelah dari Swiss, He Lifeng akan melanjutkan lawatannya ke Prancis untuk menghadiri Dialog Ekonomi dan Keuangan Tingkat Tinggi China-Prancis.

Lin Jian menegaskan bahwa posisi China terhadap tarif tetap tegas, yakni menentang keras kenaikan 'gila' tarif oleh AS. Ia juga memperingatkan bahwa segala bentuk tekanan terhadap China tidak akan berhasil.

"Namun kami tetap terbuka untuk dialog, selama dilakukan atas dasar kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan,” ujarnya.

China, lanjut Lin Jian, tetap tangguh meskipun mendapat tekanan ekonomi dari tarif AS. Menurutnya, fundamental ekonomi China tetap kuat dan tidak tergoyahkan oleh tekanan eksternal.

Dalam beberapa bulan terakhir, ketegangan tarif memuncak setelah Presiden Donald Trump menaikkan tarif atas barang-barang China hingga 245 persen, mencakup tarif balasan, kebijakan terkait fentanil, dan aturan “Section 301”. China pun merespons dengan menaikkan tarif impor barang-barang AS menjadi 125 persen.

Di tengah kondisi ini, AS telah memberi penangguhan tarif kepada negara-negara lain selama 90 hari, kecuali China. Sebagai bentuk perlawanan, Beijing juga memperketat ekspor mineral strategis dan menggugat AS melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).

Total perdagangan antara AS dan China pada tahun 2024 tercatat sebesar US$582,4 miliar. Ekspor AS ke China mencapai US$143,5 miliar, sedangkan ekspor China ke AS melonjak hingga US$438,9 miliar, menyisakan defisit perdagangan AS sebesar US$295,4 miliar.

Ikuti Artikel Terbaru Kawula ID di Google News

#perang tarif

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index