OVO Perangi Judi Online: 7.000 Akun Diblokir, Transaksi Turun Hingga 97 Persen

Kamis, 04 Desember 2025 | 08:19:12 WIB
Chief Operating Officer OVO Eddie Martono (Foto: Istimewa)

JAKARTA – Platform dompet digital OVO mengungkapkan bahwa perusahaan telah mendapati sejumlah akun yang terlibat dalam kegiatan judi online (judol). Berdasarkan temuan ini, perusahaan mengambil tindakan tegas berupa pemblokiran.

Chief Operating Officer OVO, Eddie Martono, menyatakan jumlah akun yang diblokir mencapai kurang lebih 7.000 akun. 

Pemblokiran ini dilaksanakan melalui program yang dinamakan Gerakan Bareng Ungkap Judi Online (Gebuk Judol) dalam dua periode waktu, yakni Januari—Februari 2025 untuk putaran pertama dan Juli—Agustus 2025 untuk putaran kedua. 

Eddie menambahkan bahwa jumlah total akun yang diblokir di luar program tersebut sebenarnya jauh lebih banyak.

“Secara keseluruhan sebenarnya lebih dari itu, dan kami juga laporkan secara berkala ke PPATK [Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan],” kata Eddie dalam acara Catatan Akhir Tahun OVO 2025 pada Rabu (3/12/2025) di Jakarta.

Dia menjelaskan, OVO telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), PPATK, dan Bank Indonesia dalam upaya penanggulangan judi online. 

Menurut Eddie, usaha yang sudah dilakukan telah memperlihatkan hasil yang positif, ditandai dengan penurunan transaksi judi online hingga mencapai 97%. 

Akan tetapi, dia mengakui bahwa masih ada banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan untuk memberantas tuntas kegiatan tersebut di Indonesia.

Eddie menambahkan, judi online adalah masalah yang nyata dan sangat memprihatinkan, terutama karena kegiatan ini banyak menyasar kelompok pengguna yang rentan. 

Kelompok ini dinilai memiliki pemahaman risiko yang minim sehingga mudah terperangkap dalam praktik judi online. Dia menegaskan bahwa pemberantasan judi online membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak. 

OVO, lanjutnya, tidak mungkin bekerja sendirian, tetapi tetap bertekad untuk memberikan kontribusi karena isu ini sangat penting bagi negara dan masyarakat. 

Eddie pun mengimbau masyarakat untuk secara aktif melaporkan apabila menemukan kegiatan judi online.

“Jadi kami mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, dimana mereka bisa melakukan pelaporan terkait dimana adanya situs atau alamat yang bisa digunakan untuk judol dan kita akan berantas sama-sama,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Eddie juga memaparkan rencana bisnis OVO menjelang tahun 2026. Perusahaan akan mengutamakan penguatan teknologi, keamanan digital, perluasan akses bagi para pengguna dan pelaku usaha, serta kolaborasi dengan mitra-mitra strategis.

Strategi tersebut meliputi penguatan teknologi dan infrastruktur pembayaran melalui kerja sama dengan penyedia jasa pembayaran nasional dan mitra cloud computing global; inovasi produk dan perluasan akses finansial, termasuk kemudahan pembayaran QRIS dalam ekosistem Grab; serta pengembangan ekosistem yang terbuka dan terintegrasi di berbagai platform digital, baik di dalam maupun luar negeri.

“OVO memperkuat kemitraan dengan regulator, pemerintah, akademisi, dan industri untuk mendukung inklusi keuangan dan program pemerintah,” ungkap Eddie.

Terkini