Sering Lelah Mental? Coba Awali Hari dengan 6 Kebiasaan Sederhana Ini

Rabu, 24 Desember 2025 | 09:25:59 WIB
Ilustrasi/menyibak gorden di pagi hari. (Foto: unsplash.com)

JAKARTA – Di sela-sela kesibukan yang padat, tidak sedikit individu yang merasa cepat letih secara psikis.

Upaya menjaga kondisi suasana hati pun kerap dikira memerlukan langkah besar yang menyita waktu.

Padahal, kesejahteraan mental dapat dirawat melalui ritual ringan yang diterapkan tiap hari. Salah satunya adalah dengan mendapatkan paparan sinar mentari pada pagi hari.

“Bahkan hanya lima menit cahaya matahari di pagi hari dapat membantu meningkatkan vitamin D dan menyeimbangkan kadar kortisol atau hormon stres,” ujar Kristin Oja, pendiri pusat kesehatan di Atlanta, mengutip dari Oprah Daily, Rabu (24/12/2025).

Sejumlah pakar menyatakan bahwa membangun kondisi mental yang sehat tidak selamanya menuntut transformasi besar. Berikut adalah beberapa ritual ringan yang dianggap mampu memperbaiki kesehatan mental secara perlahan.

6 Kebiasaan yang Membantu Perawatan Kesehatan Mental

1. Menyibak Gorden di Pagi Hari

Membuka gorden sesaat setelah terjaga dari tidur memudahkan tubuh untuk memperoleh paparan cahaya alami. Cahaya di waktu pagi memberikan tanda bahwa aktivitas hari ini dimulai, sehingga turut mengatur ritme biologis tubuh.

Oja menekankan bahwa terkena sinar matahari pagi tidak cuma berdampak pada stamina fisik, tetapi juga kondisi emosional. Menurutnya, ritual mudah ini menolong tubuh untuk mengawali hari dengan keadaan hormon yang lebih stabil.

2. Berhenti Memencet Tombol Snooze

Memencet tombol snooze (tunda) ketika alarm menyalak sering dianggap sebagai cara mendapat waktu rehat ekstra. Namun, tindakan ini malah berisiko memicu tubuh merasa kian letih.

Psikolog berlisensi Cindy T. Graham memaparkan, “Tidur yang terfragmentasi akibat snooze membuat tubuh merasa lebih mengantuk.”

“Disarankan untuk jujur pada diri sendiri dan mengatur alarm sesuai waktu benar-benar bangun," sambung Graham.

Ia menganjurkan agar alarm diatur tepat pada jam bangun yang sesungguhnya supaya tubuh belajar menyesuaikan diri dengan pola yang lebih sehat.

3. Melangkah Keluar Rumah Meski Sejenak

Menghabiskan waktu di area terbuka tidak harus selalu dengan berolahraga keras. Sekadar berjalan kaki dalam durasi singkat di lingkungan rumah sudah memadai untuk memberikan dampak positif bagi kesehatan mental.

Emily Cosgrove, seorang terapis berlisensi dan life coach di Ontario, menyebutkan bahwa berada di luar ruangan, walaupun hanya sesaat, sanggup meminimalkan stres, memperbaiki kualitas tidur, serta meningkatkan imunitas tubuh.

4. Menangis Jika Memang Perlu

Aktivitas menangis kerap kali dianggap sebagai bentuk kerapuhan emosi. Padahal, menyalurkan perasaan justru dapat membantu meringankan beban mental.

Terapis Jennifer Musselman mengungkapkan bahwa menangis merupakan mekanisme tubuh dalam melepas emosi dan membantu memunculkan perasaan lega. Usai menangis, banyak orang yang mendapati suasana hatinya menjadi lebih tenang.

5. Mengatur Kerapian Ruangan Secara Cicil

Kondisi ruangan yang acak-acakan tidak hanya merusak pemandangan, tetapi juga sanggup memicu kenaikan tingkat stres dan mengganggu konsentrasi. Lingkungan yang dipenuhi barang berantakan sering kali membuat pikiran terasa lebih cepat jenuh.

Keadaan ruangan yang tidak rapi berhubungan dengan peningkatan hormon kortisol atau hormon stres, serta mampu mengurangi daya kreatif dan membuat individu lebih peka terhadap rasa kurang nyaman.

Oleh sebab itu, menata ruangan sedikit demi sedikit dapat membantu menghadirkan suasana yang lebih tenteram.

Mulailah dari satu bagian sudut atau tentukan waktu singkat supaya kebiasaan ini terasa lebih enteng dan dapat dilakukan secara berkelanjutan.

6. Menyingkirkan Ponsel dari Area Tidur

Kamar tidur semestinya menjadi tempat untuk beristirahat dan mengisi kembali energi. Namun, keberadaan telepon genggam, televisi, atau laptop sering kali membuat fungsi tersebut terganggu lantaran pikiran tetap dipaksa aktif menjelang jam tidur.

Life coach Francesca Hogi menitikberatkan pentingnya mengubah kamar tidur menjadi area yang steril dari gawai.

“Idealnya, kamar tidur adalah tempat untuk tidur, relaksasi, dan keintiman. Ponsel, televisi, dan laptop mengganggu semua hal tersebut,” ujarnya.

Menurut Hogi, memberikan waktu jeda bagi otak sebelum terlelap memiliki peran vital bagi kesehatan fisik serta mental.

“Rawat kesehatan fisik dan mental dengan memberi otak waktu istirahat dan mendorong kualitas tidur yang lebih baik di ruang bebas layar,” kata dia.

Jika dirasa berat untuk dilakukan secara total, membatasi durasi penggunaan gawai sebelum tidur atau mengaktifkan fitur mode malam dapat menjadi langkah awal yang baik.

Terkini