KAWULA ID - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengumpulkan sejumlah gubernur, bupati, dan wali kota dalam Rapat Koordinasi Hilirisasi Perkebunan di Kantor Pusat Kementan, Jakarta Selatan, Senin (22/9).
Dalam siaran persnya, Mentan menyebut pertemuan ini bertujuan memperkuat sinergi lintas daerah untuk mengakselerasi program hilirisasi komoditas strategis.
“Kita ingin mengembalikan kejayaan rempah-rempah dan komoditas perkebunan. Anggarannya sudah ada sekitar Rp10 triliun. Dukungan kepala daerah menjadi kunci keberhasilan hilirisasi. Tanpa itu, kita tidak bisa berbuat banyak,” ujar Amran.
Ia menegaskan, program hilirisasi sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan nilai tambah produk sekaligus mendorong kesejahteraan masyarakat.
Kementan mendapat Anggaran Biaya Tambahan (ABT) sekitar Rp10 triliun pada 2025 dan dua tahun berikutnya. Dana ini akan digunakan untuk penyediaan benih di lahan seluas 800.000 hektare hingga peremajaan tanaman perkebunan.
Beberapa komoditas yang masuk prioritas hilirisasi antara lain tebu, kelapa, sawit, kakao, kopi, karet, jambu mete, pala, dan lada. Komoditas ini terbukti berperan vital sebagai penyumbang devisa, penyerap tenaga kerja, serta motor penggerak ekonomi daerah.
Data Kementan mencatat, ekspor komoditas perkebunan pada 2024 mencapai Rp279,4 triliun atau 92,26 persen dari total ekspor pertanian sebesar Rp302,8 triliun. Amran menekankan, melalui hilirisasi, Indonesia tidak lagi hanya mengekspor bahan mentah, melainkan produk olahan bernilai tinggi.
“Contohnya kita ekspor kacang mete, kakao dengan nilai Rp26.000 per kilogram. Di Singapura diolah menjadi cokelat harganya bisa Rp1 juta. Ini akan kita hilirisasi. Jangan biarkan komoditas pertanian keluar tanpa melalui processing,” ujarnya.
Selain meningkatkan devisa, hilirisasi juga ditargetkan menyerap 1,6 juta tenaga kerja baru, menambah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sektor pertanian sebesar 1,02 persen, dan PDRB nasional sebesar 0,14 persen.
“Kita gandengan tangan. Bapak Ibu kepala daerah terdepan untuk mengawal ini. Kalau kita sama-sama bergerak dan fokus, Indonesia bisa superpower,” katanya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian yang turut hadir mengapresiasi langkah tersebut. Ia menilai kolaborasi ini dapat membawa Indonesia menjadi pemain dominan di pasar global.
“Semoga selain kita bisa swasembada, kita juga menjadi eksportir dan menjadi pemain dominan di kancah global, serta target keluar dari middle income trap bisa terwujud secepatnya,” ucapnya. (CTA)