Kemdikdasmen Prioritaskan Pelatihan Berpikir Komputasional Guru PAUD

Selasa, 28 Oktober 2025 | 09:35:27 WIB
Ilustrasi Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD (Gambar: Canva / Aviavlad)

JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemdikdasmen) menetapkan pelatihan berpikir komputasional sebagai program prioritas nasional untuk meningkatkan kompetensi guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sekaligus memperbaiki kualitas pendidikan anak usia dini di seluruh Indonesia.

"Peningkatan kompetensi guru menjadi langkah strategis untuk memperbaiki capaian pendidikan nasional. Peran guru PAUD juga sangat strategis untuk menanamkan fondasi berpikir komputasional sejak dini, mulai dari kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kreatif, yang menjadi dasar untuk memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang," terang Direktur Guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Nonformal Kemdikdasmen Suparto saat membuka pelatihan calon pelatih "Implementasi Berpikir Komputasional di PAUD" di Wisma Djarum Kudus, Senin (27/10/2025).

Oleh karena itu, kata dia, pengembangan kapasitas guru dalam implementasi berpikir komputasional menjadi program utama pemerintah. 

Program ini dirancang untuk memperkuat empat aspek kompetensi guru profesional, yaitu pedagogis, sosial, dan personal. 

Melalui pendekatan berbasis permainan, guru dilatih untuk mengembangkan bahan ajar, tujuan, serta evaluasi pembelajaran agar anak mampu berpikir secara sistematis, kreatif, logis, dan terampil dalam memecahkan masalah.

Program pelatihan tersebut melibatkan delapan guru PAUD dari Kabupaten Kudus dan Kabupaten Sumbawa Barat, yang merupakan dua daerah yang telah lebih dulu konsisten mengembangkan dan menerapkan berpikir komputasional pada jenjang PAUD. 

Sementara itu, penyusunan panduan dan materi pelatihannya didampingi oleh Ketua Kelompok Kerja PAUD Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (BAN PDM) Dr. Irma Yuliantina, M.Pd, serta ditinjau oleh Tim Bebras Indonesia, sebuah inisiatif internasional yang mempromosikan keterampilan berpikir komputasional sejak usia dini.

Panduan dan materi pelatihan yang dihasilkan juga akan menjadi salah satu referensi bagi pengembangan pelatihan dan diseminasi berpikir komputasional di jenjang PAUD pada tahapan berikutnya, baik di tingkat daerah maupun nasional. 

Terlebih, sejak tahun 2023 lebih dari 700 kepala sekolah dan guru dari 211 satuan PAUD telah mengintegrasikan berpikir komputasional dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, melalui pendampingan dari Disdikpora Kudus dan Pusat Belajar Guru (PBG) Kudus yang didukung oleh Bakti Pendidikan Djarum Foundation.

Sementara di Kabupaten Sumbawa Barat, pendekatan berpikir komputasional diterapkan oleh 135 guru dan kepala sekolah dari 29 satuan PAUD yang difasilitasi oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) sejak tahun 2023.

Sementara itu, Deputy Program Director Bakti Pendidikan Djarum Foundation Felicia Hanitio berharap pelatihan ini dapat membantu meluruskan salah kaprah bahwa berpikir komputasional adalah kurikulum atau kegiatan baru, melainkan proses berpikir terstruktur yang dibangun melalui aktivitas sehari-hari, sesederhana pembiasaan cuci tangan atau bermain lompat karet.

"Yang menjadi pembedanya adalah cara guru memberikan contoh dan pertanyaan pemantik untuk membangun cara berpikir anak dalam suatu kegiatan. Pengalaman dari Kudus maupun Sumbawa Barat menunjukkan, proses berpikir komputasional ketika diterapkan secara konsisten, akan meningkatkan kemampuan kognitif, sosial-emosional, dan fisik motorik anak," ujarnya.

Secara terpisah, Vice President Social Impact PT Amman Mineral Nusa Tenggara Priyo Pramono menambahkan bahwa berpikir komputasional menjadi fondasi penting dalam membentuk generasi yang memiliki pola pikir adaptif. 

Dengan adanya kolaborasi bersama para pendidik dan pemangku kepentingan dari berbagai provinsi, diharapkan dapat mempercepat lahirnya sumber daya manusia yang siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045.

Bupati Kudus Sam'ani Intakoris memberikan apresiasi terhadap inisiatif program pelatihan untuk pelatih ini yang diselenggarakan di Kudus dan diharapkan bisa memberikan manfaat yang lebih luas ke berbagai daerah lain di Indonesia.

"Semoga dengan pelatihan ini, guru-guru di Kabupaten Sumbawa Barat bisa berkolaborasi dengan guru-guru dari Kabupaten Kudus, sehingga pelatihan ini menjadi bekal para guru PAUD dari daerah lainnya untuk mengajarkan anak-anak tentang menerapkan cara berpikir komputasional yang nantinya dapat mendorong pengembangan karakter, kreativitas, dan kemampuan berpikir logis anak-anak," katanya.

Adapun pelatihan calon pelatih ini diikuti oleh 38 peserta yang terdiri dari guru PAUD, kepala sekolah dari 15 provinsi di Indonesia, mulai dari Kalimantan dan Sumatera hingga Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Jawa, serta perwakilan dari Direktorat Guru PAUD dan PNF, Direktorat PAUD, dan UPT Ditjen GTK dan PG dari Provinsi Jawa Tengah dan NTB.

Terkini