KAWULA ID – Feby Putri Nilam Cahyani, yang lebih dikenal dengan nama panggung Feby Putri NC, adalah seorang penyanyi dan penulis lagu asal Makassar yang lahir pada 5 Februari 2000.
Namanya mulai dikenal luas di kancah musik Indonesia setelah sukses meng-cover lagu "Celengan Rindu" milik Fiersa Besari di kanal YouTube-nya. Video tersebut berhasil menarik puluhan juta penonton dan melambungkan namanya sebagai salah satu talenta muda yang patut diperhitungkan.
Kesuksesan tersebut mendorong Feby untuk merilis karyanya sendiri. Salah satu singelnya yang paling populer adalah "Halu", sebuah lagu yang ia tulis sendiri. Lagu ini berhasil merebut hati banyak pendengar dengan melodi yang sendu dan lirik yang dekat dengan perasaan banyak orang.
Selain di YouTube, Feby juga aktif di media sosial Instagram dan memiliki jutaan pengikut.
Lirik Lagu Halu - Feby Putri NC
Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
Ku berandai kau di sini mengobati rindu
Dalam sunyi ku sendiri meratapi
Perasaan yang tak jua didengar
Tak kan apa bila rasa ini tumbuh sendirinya
Tak berdaya diri bila di antara
Walau itu hanya bayang-bayangmu
Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
S'karang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal 'kan bisa bersamamu
Senyumanmu yang indah bagaikan candu
Ingin trus ku lihat walau dari jauh
S'karang aku pun sadari semua hanya mimpiku
Yang berkhayal 'kan bisa bersamamu
Dihampiri seribu ragu, hanya membisu
Kredit Lagu:
- Penyanyi: Feby Putri
- Pencipta Lagu (Composer & Songwriter): Feby Putri
- Produser Musik: Deddy Kalis
- Penata Musik (Arranger): Owie Norki & Adam Febrian
- Produser: Suthe Nurbesari
- Desain Sampul (Artwork Design): Suthe Nurbesari
Makna Lagu "Halu" (Interpretasi)
Sesuai dengan judulnya, "Halu", lagu ini secara mendalam mengeksplorasi perasaan seorang pengagum rahasia yang terjebak dalam dunianya sendiri. Berikut adalah rincian interpretasi maknanya:
Kekaguman yang Menjadi Candu
Lirik "Senyumanmu yang indah bagaikan candu, ingin trus ku lihat walau dari jauh" dengan jelas menggambarkan tahap awal dari perasaan ini. Sang tokoh utama begitu terpesona pada seseorang hingga senyuman orang tersebut menjadi sebuah adiksi. Namun, ada batasan yang jelas: kekaguman ini hanya bisa dinikmati dari kejauhan, menandakan adanya jarak emosional atau fisik yang tak terseberangi.
Pelarian ke Dunia Fantasi
Karena perasaan ini tidak tersampaikan ("perasaan yang tak jua didengar"), sang tokoh menciptakan sebuah dunia imajiner untuk mengobati rasa rindunya. Bait "Ku berandai kau di sini mengobati rindu" adalah inti dari "halusinasi" ini. Dalam kesunyian dan kesendiriannya, ia membangun skenario di dalam kepala di mana perasaannya terbalas dan ia tidak lagi merasa sepi.
Kesadaran yang Menyakitkan
Puncak dari lagu ini ada pada bagian refrain, "S'karang aku pun sadari semua hanya mimpiku, yang berkhayal 'kan bisa bersamamu." Di sinilah terjadi momen kejernihan yang pahit. Sang tokoh sadar sepenuhnya bahwa kebersamaan yang ia rasakan hanyalah mimpi dan khayalan. Ini adalah pengakuan yang menyakitkan bahwa realitas tidak seindah dunianya fantasinya.
Kepasrahan dan Kelumpuhan
Bagian akhir lagu, "Dihampiri seribu ragu hanya membisu," menggambarkan kondisi setelah kesadaran itu datang. Ia dipenuhi keraguan—mungkin ragu untuk mengungkapkan perasaan, ragu untuk melupakan, atau ragu akan segalanya. Namun, alih-alih bertindak, ia memilih untuk "membisu". Ini melambangkan keadaan lumpuh secara emosional, di mana ia terjebak antara keinginan untuk terus berkhayal dan kesadaran pahit akan kenyataan, tanpa bisa bergerak maju.
Secara keseluruhan, "Halu" adalah potret yang jujur dan melankolis tentang cinta sepihak. Lagu ini menangkap siklus emosional dari mengagumi, berkhayal untuk mendapatkan kebahagiaan sesaat, tersadar oleh kenyataan yang pahit, hingga akhirnya pasrah dalam kebisuan.
Ikuti Artikel Terbaru Kawula ID di Google News