Credit Crunch: Pengertian, Penyebab, Dampak hingga Contohnya

Credit crunch merujuk pada situasi di mana perusahaan dan individu menghadapi kesulitan untuk memperoleh akses terhadap kredit atau pembiayaan dari lembaga keuangan. Ini dapat terjadi ketika lembaga keuangan lebih hati-hati dalam memberikan pinjaman, meningkatkan persyaratan kredit, atau menarik diri dari pasar kredit sepenuhnya.

apa itu credit crunch

KAWULA ID – Dalam dunia keuangan, istilah credit crunch mungkin terdengar akrab, terutama bagi mereka yang mengalami dampaknya secara langsung. Krisis keuangan ini telah menyebabkan kegoncangan ekonomi di berbagai belahan dunia. 

Secara sederhana, credit crunch merujuk pada situasi di mana perusahaan dan individu menghadapi kesulitan untuk memperoleh akses terhadap kredit atau pembiayaan dari lembaga keuangan. Ini dapat terjadi ketika lembaga keuangan lebih hati-hati dalam memberikan pinjaman, meningkatkan persyaratan kredit, atau menarik diri dari pasar kredit sepenuhnya. Akibatnya, likuiditas di pasar menurun, mempersulit peminjam untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka.

Penyebab Kredit Crunch

Sejatinya, bisa dibilang bahwa penyebab utama credit crunch dapat bervariasi, tetapi beberapa faktor umum yang mempengaruhinya meliputi:

1. Kejatuhan Ekonomi Global

Krisis kredit sering kali terjadi selama periode kejatuhan ekonomi global. Misalnya, krisis keuangan global pada tahun 2008 dipicu oleh ledakan gelembung perumahan di Amerika Serikat, yang kemudian merembet ke seluruh dunia. Selama masa ini, lembaga keuangan mengalami kerugian besar, yang mengakibatkan pengetatan kredit secara luas.

2. Ketidakseimbangan Keuangan

Ketidakseimbangan keuangan di antara lembaga keuangan dapat menyebabkan credit crunch. Jika banyak lembaga keuangan mengalami masalah keuangan atau kebangkrutan, maka likuiditas di pasar akan menurun secara keseluruhan.

3. Risiko Kredit yang Tinggi

Penyedia kredit mungkin menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman jika risiko kredit dipersepsikan tinggi. Misalnya, setelah krisis keuangan, lembaga keuangan menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan hipotek kepada peminjam dengan riwayat kredit yang buruk, menyebabkan pengetatan persyaratan kredit.

4. Perubahan Regulasi

Perubahan kebijakan dan regulasi keuangan juga dapat mempengaruhi kondisi pasar kredit. Peningkatan persyaratan modal minimum yang diperlukan oleh lembaga keuangan atau adanya pembatasan pada jenis produk keuangan tertentu dapat membatasi likuiditas di pasar dan memicu krisis kredit.

Dampak Credit Crunch

Sedangkan itu, jika berbicara soal dampak, credit crunch ini dapat sangat merugikan bagi ekonomi dan masyarakat secara keseluruhan. Beberapa dampak utama yang dapat terjadi, di antaranya adalah kontraksi ekonomi. 

Credit crunch dapat menyebabkan kontraksi ekonomi secara signifikan. Ketika perusahaan dan individu kesulitan memperoleh kredit, mereka mungkin harus membatasi investasi dan pengeluaran, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Kemudian, fenomena krisis kredit ini juga berdampak pada tingginya angka pengangguran. 

Krisis kredit sering kali berdampak negatif pada lapangan kerja. Ketika perusahaan menghadapi kesulitan mendapatkan pembiayaan, mereka mungkin harus melakukan pemutusan hubungan kerja atau membatasi perekrutan baru, yang dapat menyebabkan peningkatan angka pengangguran.

Dalam situasi krisis kredit, harga aset seperti properti dan saham sering mengalami penurunan. Ini dapat menyebabkan kerugian bagi investor dan pemilik aset yang mengalami penurunan nilai bersih mereka. Tak cuma itu, krisis ini juga menyebabkan sistem keuangan tidak stabil.

Krisis kredit ternyata dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam sistem keuangan secara keseluruhan. Lembaga keuangan yang menghadapi masalah likuiditas dapat mengalami kesulitan memenuhi kewajiban mereka, yang dapat berdampak pada stabilitas pasar keuangan secara keseluruhan.

Artinya, pemerintah dan lembaga keuangan punya peran penting dalam menghadapi krisis kredit. Hal itu bisa berupa langkah-langkah kebijakan yang diambil untuk meningkatkan likuiditas, memperbaiki regulasi, dan mendorong pinjaman dapat membantu mengurangi dampak negatifnya fenomena ini.

Bisa dibilang, sebagai fenomena, krisis kredit adalah fenomena serius dalam dunia keuangan yang dapat memicu krisis ekonomi. Dalam situasi ini, kita bisa berhadapan dengan likuiditas pasar yang menurun, serta sulitnya akses terhadap kredit dan pembiayaan. 

Dengan memahami penyebab dan dampaknya, tentu besar harapan pemerintah dan lembaga keuangan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah dan mengatasi krisis keuangan yang lebih luas.


Ikuti Artikel Terbaru Kawula ID di Google News

Penulis: Reky ArfalEditor: Anju Mahendra