Cara Riset Bisnis dari Nol: Panduan & Contoh Lengkap

Cara Riset Bisnis dari Nol: Panduan & Contoh Lengkap
Ilustrasi Cara Riset Bisnis dari Nol: Panduan & Contoh Lengkap (gambar: canva)

KAWULA ID – Setiap orang ingin mendapatkan penghasilan tambahan, namun keterbatasan modal dan ketakutan akan rugi seringkali menjadi penghalang terbesar untuk memulai usaha. Banyak yang berpikir bisnis besar memerlukan modal besar, padahal kunci kesuksesan seringkali terletak pada langkah paling awal yang sering dilewatkan: riset bisnis.

Daripada menebak-nebak, riset bisnis menyediakan data dan wawasan untuk membuat keputusan yang lebih cerdas. Jadi, apa sebenarnya riset bisnis itu? Secara sederhana, riset bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis informasi secara sistematis yang membantu dalam membuat keputusan bisnis yang lebih baik, mulai dari menemukan ide, memahami pelanggan, hingga menyusun strategi pemasaran.

Artikel ini akan menjadi panduan lengkap untuk melakukan riset bisnis yang tepat, bahkan dengan sumber daya terbatas.

Mengapa Riset Bisnis Adalah Langkah Pertama yang Krusial?

Melakukan riset sebelum memulai bukanlah buang-buang waktu, melainkan investasi paling berharga. Berikut alasannya:

  • Mengurangi Risiko Kegagalan: Kita bisa mengidentifikasi potensi masalah sebelum menginvestasikan uang dan waktu.
  • Memahami Pelanggan: Siapa target pasar yang dituju? Apa yang mereka butuhkan dan inginkan? Riset membantu menjawab pertanyaan ini.
  • Menemukan Celah Pasar (Market Gap): Celah pasar atau peluang yang belum digarap oleh kompetitor dapat ditemukan.
  • Menentukan Harga yang Tepat: Mengetahui berapa harga yang rela dibayar pelanggan dan berapa harga yang dipasang kompetitor.
  • Memvalidasi Ide: Memastikan bahwa ide brilian yang ada di kepala memang benar-benar diinginkan oleh pasar.

Memahami Metode Riset Bisnis

Secara umum, ada dua metode riset bisnis utama yang bisa digunakan. Kedua metode ini bahkan bisa dikombinasikan untuk hasil yang maksimal.

1. Metode Riset Primer: Menggali Data Langsung dari Sumbernya

Riset primer adalah saat kita mengumpulkan data baru secara langsung dari target pasar. Metode ini sangat efektif untuk mendapatkan wawasan yang spesifik dan otentik.

  • Survei atau Kuesioner: Cara termudah dan termurah adalah dengan menggunakan Google Forms untuk membuat survei online dan menyebarkannya ke calon pelanggan potensial. Ajukan pertanyaan tentang kebiasaan, preferensi, dan masalah mereka.
  • Wawancara: Lakukan obrolan mendalam dengan beberapa orang yang sesuai dengan profil target pelanggan. Pertanyaan yang terbuka bisa memberikan wawasan yang tidak terduga.
  • Observasi: Lakukan pengamatan langsung terhadap perilaku calon pelanggan di "habitat" mereka. Misalnya, jika ingin membuka kedai kopi, duduklah di kedai kopi lain dan amati apa yang dipesan orang, berapa lama mereka di sana, dan apa yang mereka lakukan.

2. Metode Riset Sekunder: Memanfaatkan Data yang Sudah Ada

Riset sekunder adalah saat kita menggunakan informasi dan data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Ini adalah cara cepat untuk mendapatkan gambaran besar tentang pasar atau industri.

  • Laporan Industri & Berita: Cari laporan tentang tren industri yang diminati.
  • Data Pemerintah: Situs seperti Badan Pusat Statistik (BPS) menyediakan banyak data demografi dan ekonomi secara gratis.
  • Analisis Kompetitor: Ini adalah tambang emas. Buka marketplace seperti Tokopedia atau Shopee, cari produk sejenis, lalu: 
    • Gunakan filter "Terlaris" untuk melihat apa yang paling laku.
    • Baca kolom ulasan (review), terutama yang berbintang 1, 2, dan 3. Di sanalah ditemukan kelemahan kompetitor dan apa yang sebenarnya diinginkan pelanggan.
    • Perhatikan harga, promosi, dan cara mereka mendeskripsikan produknya.

Tiga Cara Praktis Riset untuk Menemukan Ide Bisnis Cemerlang

Setelah memahami metodenya, mari terapkan dalam langkah praktis untuk menemukan ide. Berikut adalah tiga cara yang diadaptasi dari pemikiran awal, kini dengan konteks riset yang lebih dalam.

1. Manfaatkan Situasi (Jeli Membaca Peluang)

Ini adalah bentuk observasi paling dasar. Kita tentu ingat ketika harga masker melonjak saat pandemi Covid-19 karena permintaan yang tinggi. Mereka yang jeli melihat peluang tak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Contoh lain: Saat baru pindah ke sebuah perumahan kelas menengah yang cukup ramai, setelah diamati, ternyata belum ada satu pun warung kelontong atau penjual sayur mayur. Kebutuhan harian warga adalah sebuah masalah yang butuh solusi. Peluang ini bisa dimanfaatkan untuk membuka usaha rumahan kecil-kecilan yang menyediakan kebutuhan tersebut.

2. Riset Ide di Media Sosial dan E-commerce

Media sosial dan marketplace adalah cermin dari apa yang sedang dicari dan digemari masyarakat. Gunakan platform ini bukan hanya untuk hiburan, tetapi sebagai alat riset.

  • Gunakan Google Trends: Masukkan beberapa ide produk (misal: "seblak instan", "hampers lebaran", "skincare pria") untuk melihat mana yang trennya sedang naik.
  • Analisis Kolom Komentar: Lihat postingan dari influencer atau akun-akun besar. Seringkali di kolom komentar ditemukan pertanyaan seperti "Beli di mana ya?" atau keluhan "Andai ada yang versi lebih murah/lebih besar". Ini adalah ide bisnis yang disajikan di piring perak.
  • Jelajahi Marketplace: Seperti yang dibahas di riset sekunder, analisis produk terlaris, ulasan, dan etalase toko kompetitor adalah cara paling efektif untuk "membaca" pasar.

3. Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM)

Meniru ide bisnis orang lain adalah sebuah kewajaran. Perhatikan, ada berapa banyak merek kopi susu atau ayam geprek? Banyak sekali. Bentuk usaha boleh serupa, tapi kunci kemenangannya ada di modifikasi.

  • Amati: Pelajari bisnis sejenis yang sudah sukses. Apa yang membuat mereka berhasil? Apa menu andalan mereka? Bagaimana pelayanan mereka?
  • Tiru: Tiru konsep dasar atau model bisnis yang sudah terbukti berhasil. Tidak perlu menciptakan roda dari awal.
  • Modifikasi: Di sinilah kreativitas berperan. Berikan sesuatu yang lebih atau berbeda yang tidak dimiliki kompetitor. Inilah yang disebut Unique Selling Proposition (USP) atau nilai jual unik. Jika kompetitor unggul di harga murah tapi rasa biasa saja, tawarkan rasa premium dengan harga sedikit lebih tinggi. Jika kompetitor pelayanannya lambat, jadikan kecepatan layanan sebagai keunggulan utama.

Studi Kasus: Contoh Riset Bisnis Sederhana untuk "Usaha Dimsum Rumahan"

Untuk memberikan gambaran utuh, berikut adalah contoh riset bisnis langkah demi langkah.

Langkah 1: Ide Awal & Asumsi

Saya ingin membuka usaha dimsum beku (frozen) rumahan yang bisa dipesan secara online untuk area sekitar tempat tinggal saya. Asumsinya, banyak keluarga muda yang butuh lauk praktis dan enak.

Langkah 2: Riset Sekunder (Analisis Kompetitor Lokal)

Saya mencari "dimsum frozen" di Instagram dan Tokopedia dengan filter lokasi. Saya menemukan 3 penjual lain di kota yang sama. Saya catat harga mereka (rata-rata Rp25.000 isi 5), varian rasa (ayam, udang), dan membaca semua ulasan pelanggan mereka. Temuan: Banyak ulasan positif tentang rasa, tapi ada beberapa keluhan tentang saus yang terlalu pedas dan pilihan varian yang monoton.

Langkah 3: Riset Primer (Survei Singkat)

Saya membuat survei di Google Forms dengan pertanyaan: "Seberapa sering membeli makanan beku?", "Varian dimsum apa yang disukai?", "Jenis saus apa yang disukai (pedas, asam manis, blackpaper)?", "Berapa budget ideal untuk satu porsi dimsum?". Survei ini saya bagikan ke grup WhatsApp RT dan teman-teman sekitar.

Langkah 4: Analisis & Kesimpulan

Dari 30 responden, 80% mengaku membeli makanan beku setidaknya sebulan sekali. Varian keju dan mentai ternyata banyak diminati namun belum ada yang menjual. Banyak juga yang menginginkan pilihan saus asam manis yang ramah anak.

Kesimpulan Riset: 

Ada celah pasar untuk dimsum beku dengan varian keju dan mentai, serta menyediakan opsi saus asam manis sebagai pembeda dari kompetitor. Inilah USP yang akan saya tawarkan.

Kesimpulan: Jangan Ragu, Mulailah dengan Riset

Memulai bisnis memang memerlukan ketekunan dan kreativitas. Namun, semua itu akan jauh lebih terarah jika dilandasi oleh data, bukan sekadar asumsi. Riset bisnis bukanlah proses rumit yang hanya bisa dilakukan perusahaan besar, melainkan sebuah pola pikir dan serangkaian langkah praktis yang bisa dilakukan siapa saja.

Dengan memahami cara memanfaatkan situasi, melakukan riset di dunia digital, menerapkan konsep ATM, serta memvalidasinya dengan metode primer dan sekunder, kita tidak lagi berjalan dalam kegelapan. Kini ada sebuah peta untuk diikuti. Semoga dengan panduan ini, tidak ada lagi keraguan untuk mengambil langkah pertama yang paling penting: mulai riset sekarang!

Ikuti Artikel Terbaru Kawula ID di Google News

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index