JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa perolehan dana di pasar modal lewat mekanisme penawaran saham perdana kepada publik (initial public offering/IPO) sampai dengan rights issue menyentuh angka Rp268,14 triliun sepanjang tahun 2025.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkapkan bahwa raihan dana dari sektor IPO hingga rights issue pada 2025 tersebut telah melewati angka yang ditargetkan sebelumnya.
“Penghimpunan dana mencapai Rp268,14 triliun dari 210 penawaran umum, melampaui target Rp220 triliun,” kata Inarno dalam Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2025 pada Selasa (30/12/2025).
Realisasi pengumpulan dana di pasar modal tersebut juga menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau 2024 yang tercatat sebesar Rp259,24 triliun melalui 199 penawaran umum.
Jika diperinci, terdapat 178 aktivitas penerbitan efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) sepanjang tahun 2025. Angka penerbitan EBUS pada 2025 tersebut tercatat sebagai yang paling tinggi dalam kurun waktu 6 tahun terakhir.
Selanjutnya, terdapat 18 aksi IPO yang berlangsung selama 2025. Di samping itu, tercatat pula 14 aksi rights issue yang dilaksanakan di pasar modal pada periode yang sama.
Sebelumnya, Inarno berpendapat bahwa aktivitas penghimpunan dana di pasar modal pada tahun 2026 memiliki peluang untuk jauh lebih aktif.
Hal ini didorong oleh adanya prospek perkembangan ekonomi domestik yang tetap stabil, kondisi makroekonomi yang terjaga, serta meningkatnya likuiditas dalam sistem keuangan.
"Kondisi tersebut berpotensi mendorong peningkatan aktivitas emisi, baik melalui IPO, obligasi, maupun aksi korporasi lainnya," kata Inarno dalam jawaban tertulis pada beberapa waktu lalu.
Di sisi lain, OJK juga masih terus melakukan evaluasi dan pengembangan terhadap instrumen pasar modal, termasuk di antaranya ETF berbasis emas, sebagai langkah nyata untuk memperdalam pasar serta menambah opsi bagi investor.
Adapun untuk masa mendatang, penentuan target angka pengumpulan dana tahun 2026 akan memperhatikan dinamika global maupun nasional, dengan tetap memprioritaskan kualitas ekspansi pasar modal yang berkesinambungan.