Kemenpar Sebut Pameran BBWI Bantu Optimalkan Pemerataan Kedatangan Pelancong di Bali

Rabu, 29 Oktober 2025 | 09:52:31 WIB
Kemenpar Maksimalkan Sebaran Wisatawan Lewat Pameran BBWI di Sanur (Foto: dok. Kemenpar)

JAKARTA – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan bahwa ajang pameran Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) memiliki potensi untuk mendukung upaya memaksimalkan pemerataan jumlah turis yang singgah ke Bali.

“Kami berharap pameran BBWI di Sanur dapat meningkatkan awareness terhadap daya tarik wisata di tiga kabupaten tersebut, sekaligus membuka peluang bagi para pelaku industri untuk memperkenalkan dan menawarkan paket-paket wisata kepada masyarakat, serta memperluas jaringan dan business dealing," tutur Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, Ni Made Ayu Marthini, seperti dikutip dari berbagai sumber, Rabu (29/10/2025).

Made menerangkan, Kementerian Pariwisata berupaya mendistribusikan sebaran wisatawan dengan menawarkan paket perjalanan wisata menuju Buleleng–Jembrana–Banyuwangi. 

Promosi ini dilaksanakan pada tanggal 18–19 Oktober 2025 di ICON, Sanur, Bali. Pameran ini juga dijadikan bagian dari strategi promosi program pariwisata Banyuwangi, Bali Barat, dan Bali Utara (3B). 

Tujuannya adalah untuk menyebar wisatawan yang selama ini masih cenderung terpusat di wilayah Bali bagian selatan, seperti Denpasar, Gianyar, dan Badung.

Pelaksanaan acara tersebut telah memfasilitasi 23 pihak industri pariwisata yang terdiri dari sektor akomodasi, desa wisata, kelompok sadar wisata (Pokdarwis), dan juga agen perjalanan/operator tur (travel agent/tour operator atau TA/TO).

Di samping itu, dua Online Travel Agent (OTA) yang merupakan mitra Co-Branding Wonderful Indonesia juga turut berpartisipasi, yaitu Atourin dan Aero Globe Indonesia.

Adapun daya tarik utama yang dihadirkan dalam pameran ini adalah berbagai desa wisata unggulan, meliputi Desa Wisata Manistutu (Jembrana), Desa Wisata Gombengsari (Banyuwangi), Desa Wisata Kemiren (Banyuwangi), Desa Wisata Medewi (Jembrana), Desa Wisata Sambangan (Buleleng), Desa Wisata Sudaji (Buleleng), serta Desa Wisata Tamansari (Banyuwangi).

Ia berpendapat bahwa desa wisata memegang potensi besar dalam mendorong kemajuan ekonomi daerah. Hal ini terutama dalam meningkatkan taraf kesejahteraan penduduk setempat melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM), serta promosi warisan budaya dan kekayaan alam.

Terkait dengan pemilihan Sanur sebagai lokasi pameran, Made menjelaskan bahwa kawasan ini telah dikenal sebagai destinasi yang mampu mempersatukan berbagai latar belakang wisatawan dan komunitas lokal.

Sanur juga dilengkapi dengan prasarana pariwisata yang lengkap, mulai dari pesisir pantai yang menawan, hotel, restoran, pusat perbelanjaan, hingga beragam atraksi wisata.

“Sanur menjadi titik temu pariwisata di Bali karena perannya sebagai destinasi internasional yang memiliki infrastruktur lengkap. Karena itu, kami mempromosikan destinasi 3B di lokasi yang banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun mancanegara,” kata Made.

Ia mengharapkan pameran ini mampu mendukung pencapaian target jumlah kunjungan wisatawan pada tahun 2025, yaitu 1,08 miliar pergerakan wisatawan nusantara dan 14 juta-15 juta kedatangan wisatawan mancanegara. 

Selain itu, pameran ini diharapkan dapat mendorong peningkatan belanja wisatawan serta memperpanjang durasi tinggal mereka di destinasi.

Di samping acara inti, Kementerian Pariwisata turut menyajikan sejumlah pertunjukan kebudayaan sebagai nilai tarik tambahan, di antaranya kesenian Rinting Pitu dari Jembrana, Tari Trunajaya dari Buleleng, serta Tari Gandrung, Tari Aji Jaran Goyang, dan Tari Jaranan Buto dari Banyuwangi.

Pameran BBWI 2025 ini merupakan hasil sinergi antara Kemenpar dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana, serta Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.

Terkini