JAKARTA – Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, memprediksi bahwa perputaran uang sepanjang masa Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 bakal menyentuh angka Rp107,56 triliun.
Kalkulasi tersebut didasarkan pada total pemudik libur Nataru yang mencapai 119,5 juta jiwa merujuk pada Survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan.
Data survei itu memaparkan bahwa volume pemudik libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026 sebanyak 119,5 juta orang tersebut mengalami kenaikan 2,71% dibandingkan tahun sebelumnya, atau mencakup sekitar 42,01% dari populasi penduduk Indonesia.
"Dengan jumlah pemudik libur Nataru sebesar 119,5 juta tersebut diproyeksi perputaran uang mencapai Rp.107,562 triliun," kata Sarman melalui keterangan tertulis, Kamis (18/12/2025).
Adapun basis perhitungannya yakni angka 119,5 juta orang tersebut setara dengan 29.875.000 unit keluarga, dengan estimasi rata-rata anggota keluarga sebanyak 4 orang.
Apabila tiap keluarga membawa dana rata-rata senilai Rp3,6 juta, maka potensi sirkulasi uang berada pada angka Rp107,550 triliun.
"Masih berpotensi di atas itu, kami mengambil angka yang moderat naik 10% dari tahun lalu rata rata Rp 3,3 juta per keluarga," ujar Sarman.
Sarman menjelaskan, volume pemudik ini melampaui estimasi Kadin, sebab sebelumnya diperkirakan tidak akan setinggi itu mengingat periode bulan puasa akan tiba dalam dua bulan mendatang.
Warga diasumsikan telah melakukan persiapan untuk mudik Idul Fitri 2026. Mengingat waktu yang cukup berdekatan tersebut, masyarakat memiliki kecenderungan untuk tidak menempuh perjalanan mudik liburan Nataru tahun ini.
Namun, kenyataannya di luar perkiraan, antusiasme warga untuk melakukan mudik Nataru, baik guna merayakan Natal maupun libur akhir tahun, dipacu oleh beragam stimulus dari Pemerintah sebagai langkah terintegrasi dalam memangkas beban biaya perjalanan yang lazimnya naik signifikan menjelang pengujung tahun.
Stimulus tersebut, menurut pendapat Sarman, menjadi daya tarik seperti kebijakan diskon tarif tol antara 10-20% pada ruas jalan tol di kawasan Jabodetabek, Trans Jawa, luar Jawa, hingga Trans Sumatera.
Selain itu, terdapat potongan harga pada seluruh moda transportasi darat, laut, maupun udara.
PT Kereta Api Indonesia (KAI) memberikan potongan sebesar 30% pada kelas ekonomi, sementara PELNI menghadirkan diskon sekitar 20% untuk tiket kapal laut, serta PT ASDP yang memberikan pengurangan tarif jasa kepelabuhanan dengan rata-rata sekitar 19% di jalur-jalur prioritas.
Sedangkan untuk moda angkutan udara, PPN ditanggung Pemerintah (DTP) dan sejumlah maskapai penerbangan memberlakukan penurunan harga tiket angkutan udara dengan rata-rata 13-14% khusus untuk tiket kelas ekonomi.
Lewat proyeksi tersebut, Sarman meyakini beragam sektor bisnis akan semakin produktif dan meraih keuntungan selama masa libur Nataru, di antaranya seperti pusat perbelanjaan, mal, grosir, jasa hantaran Natal, toko roti, hotel, motel, vila, apartemen, restoran, kafe, sentra kuliner, perajin buah tangan daerah, bermacam produk UMKM, minimarket, hingga pedagang kecil di berbagai lokasi wisata.
Termasuk juga skala industri makanan dan minuman guna keperluan Natal dan Tahun Baru, khususnya produsen busana/batik/kain khas daerah, produk konsumsi seperti kue, roti, camilan, daging, sosis, serta produk minuman seperti sirup, minuman ringan, hingga minuman beralkohol.
Begitu pula dengan sektor logistik dan transportasi seperti biro perjalanan serta jasa penyewaan kendaraan.
Terkait kebutuhan uang kartal, Bank Indonesia (BI) serta kalangan perbankan diharapkan dapat menjamin ketersediaan uang rupiah dalam berbagai pecahan, baik lewat mesin ATM maupun layanan penarikan langsung demi memenuhi kebutuhan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.
Sarman pun menggarisbawahi bahwa peredaran uang selama masa libur Nataru ini akan tersebar ke wilayah-wilayah yang penduduknya merayakan Natal, seperti Papua, Maluku, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sumatera Utara, dan beragam kabupaten lainnya, serta destinasi wisata utama seperti Bali, Yogyakarta, Malang, Bandung, hingga Bogor.
"Semoga liburan Nataru ini akan mampu menggerakkan ekonomi diberbagai daerah dan akan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal IV-2025 yang ditargetkan di kisaran 5,00-5,04% sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 bisa bertahan diangka 5% atau lebih," tegas Sarman.