JAKARTA – Xiaomi secara senyap telah mengerek harga jajaran tablet mereka di pasar China. Langkah penyesuaian harga ini menyasar berbagai model, mulai dari lini Xiaomi Pad 8 hingga Redmi Pad 2.
Besaran kenaikannya bervariasi, berkisar antara 100 yuan (sekitar Rp 237.400) hingga 200 yuan (sekitar Rp 474.900).
Sebagai contoh, tablet kelas bawah Redmi Pad 2 "reguler" yang meluncur di China pada Juni 2025 dengan harga 999 yuan (sekitar Rp 2,3 juta), saat ini dipasarkan di angka 1.199 yuan (sekitar Rp 2,8 juta). Artinya, terdapat lonjakan sebesar 200 yuan dari harga peluncuran.
Perangkat tersebut mencatatkan kenaikan paling tajam dibandingkan jajaran tablet Xiaomi lainnya. Sementara itu, seri Xiaomi Pad 8 turut mengalami lonjakan harga sebesar 100 yuan.
Tablet yang mulanya dibanderol 2.199 yuan (sekitar Rp 5,2 juta) tersebut kini dipatok 2.299 yuan (sekitar Rp 5,4 juta). Varian yang lebih premium, yakni Xiaomi Pad 8 Pro, tidak luput dari kenaikan.
Harga ritelnya sekarang menyentuh 2.899 yuan (sekitar Rp 6,8 juta) dari posisi sebelumnya di angka 2.799 yuan (sekitar Rp 6,6 juta).
Berdasarkan pengamatan analis industri, tren kenaikan harga tablet Xiaomi ini dipicu oleh terus melambungnya biaya produksi RAM dan media penyimpanan (storage) hingga saat ini.
Terlebih lagi, Presiden Xiaomi Lu Weibing sebelumnya sempat memberikan peringatan mengenai potensi naiknya harga gawai sebagai dampak dari biaya komponen memori yang membengkak.
Keterangan Lu Weibing senada dengan temuan firma riset TrendForce yang meramalkan bahwa harga komponen penyimpanan akan meroket lebih tajam pada kuartal pertama tahun 2026.
Selain Xiaomi, produsen Honor juga mengambil langkah serupa dengan menaikkan harga produk tabletnya. Honor mengumumkan kebijakan penyesuaian harga ini melalui unggahan di platform media sosial Weibo.
Menurut General Manager Honor untuk divisi tablet dan perangkat IoT, perusahaan tersebut sudah tidak sanggup lagi memikul beban kenaikan harga memori.
Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan bahwa banderol harga tablet Honor di masa mendatang akan melonjak. Petinggi Honor itu tidak menjabarkan secara detail mengenai nominal kenaikan maupun daftar model spesifik yang terdampak.
Hal yang pasti, dia menganjurkan para pelanggan untuk segera melakukan pembelian tablet sebelum ketentuan harga baru mulai diimplementasikan.
Fenomena kenaikan harga ini berpangkal pada tren melonjaknya harga memori Dynamic Random Access Memory (DRAM) serta NAND flash yang telah naik mencapai 300 persen semenjak September 2025.
Menurut penilaian para analis, ledakan harga ini mayoritas disebabkan oleh tingginya permintaan chip memori untuk sektor kecerdasan buatan (AI).
Di samping Xiaomi dan Honor, sejumlah pakar industri memprediksi produsen gawai lainnya akan melakukan kebijakan serupa, sebagaimana dirangkum dari Gizmochina.