Waktu Terbaik Berpuasa sebelum Idul Adha

Waktu Terbaik Berpuasa sebelum Idul Adha
Ilustrasi puasa sebelum idhul adha (Gambar: Canva Pro / everydayplus)

KAWULA ID – Puasa sebelum Idul Adha biasanya mengacu pada puasa sunah Tarwiyah dan Arafah, yang dilakukan pada tanggal 8 dan 9 Dzulhijjah dalam kalender Islam. 

Dua hari ini dikenal dengan keutamaannya yang besar, terutama puasa Arafah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Puasa ini memiliki makna spiritual yang penting dalam rangkaian ibadah menjelang Hari Raya Idul Adha. 

Jika ingin lebih maksimal, umat Muslim juga bisa memperbanyak puasa di 10 hari pertama bulan Dzulhijah, meskipun yang paling ditekankan tetap pada dua hari tersebut.

Secara hukum puasa ini tidak diwajibkan, teatapi memiliki nilai pahala yang besar jika dilakukan sebagai bentuk ibadah sunnah.

1. Puasa Tarwiyah (8 Dzulhijjah)

Puasa Tarwiyah dilakukan sehari sebelum Hari Arafah, tepatnya pada tanggal 8 Dzulhijah. Kata "Tarwiyah" sendiri berasal dari bahasa Arab yang artinya “membawa bekal air”—merujuk pada tradisi jemaah haji zaman dulu yang bersiap ke Padang Arafah.

Puasa ini dianjurkan sebagai bentuk persiapan menuju hari Arafah dan Idul Adha. Meskipun keutamaannya tidak disebutkan secara spesifik dalam hadis yang sahih, banyak ulama menganjurkannya karena termasuk amalan di bulan Dzulhijjah, yang merupakan waktu penuh berkah.

2. Puasa Arafah (9 Dzulhijjah)

Dilaksanakan pada hari sebelum Idul Adha, bertepatan dengan wukuf di Arafah bagi jemaah haji. Adapun keutamaan puasa Arafah di antaranya menghapus dosa dua tahun (setahun sebelumnya dan setahun berikutnya).

Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah SAW bersabda:

"Puasa hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya." (HR. Muslim)

Dengan kata lain, satu hari puasa ini mampu menjadi penghapus dua tahun dosa kecil, sebuah keutamaan yang jarang ditemukan di ibadah sunnah lainnya.

Namun perlu dicatat, bagi yang sedang berhaji disunnahkan untuk tidak berpuasa pada hari Arafah karena mereka sedang menjalani rangkaian ibadah yang membutuhkan energi penuh.

Secara teknis, boleh saja hanya berpuasa pada 9 Zulhijah (puasa Arafah) jika seseorang tidak mampu menjalani dua hari sekaligus. Bahkan, sebagian ulama menekankan bahwa puasa Arafah lebih utama dibanding puasa Tarwiyah.

Apabila mampu tidak ada salahnya untuk menggabungkan keduanya agar mendapatkan keutamaan yang lebih besar. Apalagi, keduanya menjadi bagian dari sepuluh hari pertama Dzulhijah yang disebut-sebut sebagai hari-hari terbaik dalam Islam untuk beramal saleh.

Niat Puasa Tarwiyah dan Arafah

Berikut niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang bisa dibaca malam sebelumnya atau saat sahur:

Niat Puasa Tarwiyah (8 Zulhijah):

Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala.”

Artinya: “Saya niat puasa Tarwiyah sunnah karena Allah Ta’ala.

Niat Puasa Arafah (9 Zulhijah):

Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Saya niat puasa Arafah sunnah karena Allah Ta’ala.

Semua umat Islam yang tidak sedang menjalani ibadah haji dan tidak memiliki halangan syar’i sangat dianjurkan untuk melaksanakan puasa Tarwiyah dan Arafah. Termasuk di antaranya:

  • Laki-laki dan perempuan dewasa
  • Remaja yang sudah baligh
  • Orang tua yang masih sehat dan kuat
  • Ibu rumah tangga
  • Pekerja kantoran maupun pekerja lapangan (selama mampu)

Bagi siapa pun yang ingin menyambut Idul Adha dengan hati yang lebih bersih dan amalan yang lebih berkualitas, dua hari ini bisa jadi awal yang baik. (DND/ZAS)

Ikuti Artikel Terbaru Kawula ID di Google News

#Idul Adha

Index

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index