Panek di Awak Kayo di Urang adalah salah satu lagu Minang populer yang kerap didengarkan oleh warganet. Sejak rilis 15 Februari 2020 silam di kanal YouTube RW Pro, lagu ini sudah menarik simpati penikmat lagu daerah.
Kesuksesan lagu Panek di Awak Kayo di Urang tidak bisa dilepaskan dari duet Fauzana dan Frans. Mereka berdua bisa dibilang mampu mengejawantahkan makna lagu Panek di Awak Kayo di Urang secara tegas ke hadapan para pendengar, khususnya yang mengerti bahasa Minang.
Namun, ada juga pendengar yang tidak tahu arti dari lagu tersebut. Dengan kata lain, netizen yang sudah telanjur jatuh cinta dengan lagu ini, juga menginginkan terjemahan lagu Panek di Awak Kayo di Urang.
Di sini, kamu dapat menemukan arti dan makna lagu Panek di Awak Kayo di Urang secara jelas, agar kamu lebih memahami apa maksud dari lagu ini.
Makna Lagu Panek di Awak Kayo di Urang
Sejatinya, lagu ini menceritakan tentang persoalan hidup yang siapa saja (barangkali) pernah mengalaminya, atau sedang dalam posisi tidak baik. Ringkasnya, konteks lirik lagu ini penuh dengan nasihat ala Minang yang bisa dijadikan pelajaran hidup.
Nah, untuk lebih detail mengetahui makna yang terkandung dalam lagu Panek di Awak Kayo di Urang, berikut cuplikannya lirik lagu dan maknanya.
Singkek alah diuleh sayuik alah di sambuang , tiok dijuluak tak sampai juo
Terjemahan: Ringkas sudah diulas, susah sudah disambung, tiap digapai tak jua sampai
Makna: semua usaha yang dilakukan hasilnya masih nihil
Usah balamo adiak pandangi, kalimpanan mato jadinyo
Terjemahan: Jangan dipandang begitu lama, kelilipan mata jadinya
Makna: “Memandang” suatu hal itu sekadarnya saja, guna menjaga hal-hal yang tak diinginkan
Antah bilo kalareh buah masak di ujuang, rantiang taraso tinggi juo
Terjemahan: Menunggu buah matang, tetapi yang tejadi buah matang di ranting yang tinggi
Makna: Berharap usaha membuahkan hasil, kenyataan yang terjadi malah berlainan. Yang hendak digapai makin jauh saja dari jangkauan.
Lamo jo lambek kajatuah juo, samo disambuik jo hati suko
Terjemahan: Lambat laun akan jatuh juga, sambutlah dengan hati gembira
Makna: Cepat atau lambat sesuatu yang dilakukan dengan konsisten akan membuahkan hasil. Ketika masa itu sampai, sambutlah dengan suka cita.
Batang nan tumbuah ditanah lereang, tiok nan jatuah ka parak urang
Terjemahan: Seperti batang pohon yang tumbuh di tepi lereng, buahnya jatuh ke perkarangan orang.
Makna: Terkadang kehidupan tak pernah bisa diterka, apa yang kita hasilkan hari ini, boleh jadi orang lain yang akan menikmati hasilnya.
Rancak di awak urang katuju, basidakah kito dahulu
Terjemahan: Kebaikan yang dimiliki akan disukai semua orang, maka bersedekahlah lebih dulu.
Makna: Bersedekah adalah jalan kebaikan yang disukai setiap orang. Oleh karena itu, dahulukan sedekah / berbagi agar menjadi manfaat dan berkah.
Panek di awak kayo di urang, maso dikito bilo ka sanang
Terjemahan: Sudahlah kita yang letih, malah kita pula yang tak merasakan hasil dari jerih payah itu.
Makna: Terkadang begitulah kehidupan. Kita yang menanam orang lain yang menuai. Untung tak dapat diraih, senang pun tiada didapat.
Salagi kito bausaho, Tuhan nan indak ka sio-sio
Terjemahan: Selama berusaha dengan keras, Tuhan tidak akan menyia-nyikan umatnya.
Makna: Percayalah dengan apa yang sudah dilakukan, Tuhan tidak tidur. Ia akan memberikan yang terbaik dari setiap jerih payah / bulir keringat yang jatuh.
Indak ka lari gunuang di kaja, indak ka kariang lauik ditimbo
Terjemahan: Tak akan lari gunung dikejar, Tak akan kering laut ditimba.
Makna: Rezeki tak akan tertukar selama upaya terus dilakukan. Masih banyak cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Samo mancari kito jo badoa, nan rasaki ka datang juo
Terjemahan: Terus berdoa dan berdoa, Rezeki baik akan tiba jua.
Makna: Bekerjalah sepenuh hati, serahkan seluruhnya kepada Tuhan yang meciptakan. Rezeki yang baik akan datang dengan sendirinya.
Demikianlah terjemahan dan makna lagu Panek di Awak Kayo di Urang. Kebanyakan lagu Minang memang sarat dengan nasihat berbalut metafora. Tujuannya agar orang yang mendengarkan dapat memahami kehidupan dalam situasi kehidupan itu sendiri, tentunya dengan konteks yang berbeda-beda.