KAWULA ID – Literasi keuangan adalah salah satu faktor penting yang dapat menentukan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Bagaimana pengertian serta indikator yang mempengaruhi tingkatnya di Indonesia? Simak selengkapnya pada ulasan berikut ini.
Jamak diketahui, literasi keuangan adalah pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu terkait ekonomi dan nantinya digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan guna mengelola keuangan yang dimiliki.
Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan), literasi keuangan merupakan pengetahuan dan pemahaman mengenai manfaat serta risiko produk dan layanan jasa keuangan yang bisa memberikan manfaat besar bagi sektor jasa keuangan sekaligus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sebagai contoh, secara sederhana adalah ketika seseorang memiliki keuangan (literasi) yang baik, maka dengan begitu mereka bisa menjadwalkan pembayaran tagihan secara tepat waktu, serta manajemen utang yang baik.
Tujuan Literasi Keuangan
Tujuan utamanya adalah agar masyarakat bisa jadi lebih baik lagi dalam hal mengelola keuangannya yang nantinya akan berdampak pula pada kesejahteraan mereka. Berdasarkan data survei yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019 lalu, maka diketahui bahwa indeks keuangan (literasi) di 34 provinsi di Indonesia masih tergolong sangat rendah. Secara nasional, kemampuan Financial Literacy masyarakat Indonesia berada di angka 38,03%.
Pentingnya Literasi Financial
Financial Literacy sangatlah penting untuk dimiliki setiap orang, karena nantinya akan mempengaruhi perilaku keuangan dari individu tersebut. Menurut Cole et al (2009), Financial Literacy dan perilaku keuangan sangat erat kaitannya, dimana mereka menemukan bahwa Financial Literacy bisa memprediksi permintaan layanan keuangan.
Penelitian yang termuat dalam Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan yang dikeluarkan oleh Badan Kebijakan Fiskal juga mengungkapkan bahwa individu yang mengetahui tempat peminjaman resmi diestimasi akan memiliki peluang sebesar 2,88% lebih tinggi untuk sejahtera dibandingkan dengan orang-orang yang tidak mengetahuinya. Variabel lainnya adalah orang dengan literasi tinggi cenderung akan mempunyai akun tabungan dan diestimasikan memiliki peluang sebesar 5,36% lebih tinggi untuk sejahtera dibandingkan dengan individu yang tidak memilikinya.
Indikator Literasi Keuangan
Untuk menilai seberapa baik kemampuan keuangan (literasi) atau literasi finansial seseorang, maka terdapat beberapa indikator yang bisa dijadikan sebagai penentu. Widayati (2012) mengungkapkan bahwasanya terdapat 15 indikator literasi finansial yang sudah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia.
- Mampu mencari pilihan yang sesuai dalam berkarir.
- Mengetahui tentang apa saja faktor yang berpengaruh akan gaji bersih.
- Mengetahui dan juga mengenal sumber-sumber dari pendapatan.
- Dapat menjelaskan tentang bagaimana cara untuk mencapai kesejahteraan dan memenuhi tujuan keuangan.
- Paham dengan anggaran yang digunakan untuk menabung.
- Paham asuransi digital.
- Mampu menganalisis risiko, likuiditas, dan juga pengembalian.
- Dapat mengevaluasi alternatif dalam investasi.
- Mampu mempelajari serta menganalisis pengaruh pajak dan inflasi terhadap instrumen investasi.
- Mengetahui dan juga mampu untuk menganalisis keuntungan serta kerugian dari berhutang.
- Menjelaskan maksud dan tujuan dari rekam jejak kredit.
- Mengetahui cara untuk memperbaiki masalah utang.
- Mengetahui hukum dasar terhadap perlindungan konsumen dalam utang atau kredit.
- Mampu membuat pembukuan ataupun pencatatan keuangan.
- Dapat membaca dan menganalisis laporan neraca, laba rugi, serta arus kas.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya
Menurut Setyawati & Suroso (2016), terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi literasi finansial di Indonesia, di antaranya adalah sebagai berikut:
- Teknologi yang kini cepat berubah.
- Inovasi pasar.
- Praktik peminjaman utang yang dianggap meragukan oleh masyarakat.
- Tingkat utang konsumen yang tinggi.
- Tingkat simpanan masyarakat yang rendah.
- Perubahan sosial yang terjadi di Indonesia.
- Tren market.
- Meningkatnya akan kesadaran konsumen mengenai tanggung jawabnya dalam hal mengelola kredit dan investasi.
Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI)
SNLKI kini telah melalui banyak revisi, dan revisi terakhir yang dilakukan pada tahun 2017 lalu. Secara umum, terdapat 3 strategi utama dalam SNKLI. Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Sikap dan Perilaku Bijak Keuangan
SNKLI bertujuan untuk membuat masyarakat Indonesia mempunyai ketahanan keuangan yang kuat, sehingga mereka bisa menghadapi guncangan keuangan. Dengan begitu dapat terwujud tergantung pada tujuan keuangan individu. Alasannya adalah karena tujuan keuangan tersebut merupakan suatu wadah dalam hal merencanakan dan juga menentukan keuangan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2. Cakap Keuangan
Cakap Keuangan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai lembaga, produk, dan layanan pada jasa keuangan. Hal ini bisa terselenggara dengan baik apabila masyarakatnya mampu membentuk atau memperkuat 3 komponen, yaitu pengetahuan, keyakinan, dan juga keterampilan.
3. Akses Keuangan
Akses Keuangan bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan produk dan jasa keuangan. Dalam hal ini akan terwujud jika perluasan akses keuangan berjalan dengan baik dan juga disertai dengan pengembangan produk dan jasa layanan keuangan.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi literasi finansial pada masyarakat Indonesia adalah teknologi yang semakin maju dan situasi pasar. Sekarang ini dengan adanya teknologi yang berkembang sangat pesat, sekarang telah berkembang pula aset cryptocurrency yang mulai menarik minat banyak investor maupun trader crypto.