Terlihat Sehat, Pola Olahraga Ini Ternyata Bisa Mempercepat Penuaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 12:03:21 WIB
Ilustrasi jogging. (Foto: Shutterstock)

JAKARTA – Olahraga memang membawa manfaat bagi kesehatan. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, aktivitas fisik justru berpotensi mempercepat proses penuaan tubuh.

Sejumlah riset terkini menunjukkan bahwa latihan dengan intensitas tinggi tanpa disertai waktu pemulihan yang cukup dapat memicu kerusakan sel. Selama ini, olahraga kerap dipandang sebagai kunci hidup sehat dan usia panjang.

Dikutip dari Times of India pada Kamis (25/12/2025), sebuah studi yang dirilis pada 2025 menyebutkan bahwa manfaat olahraga sangat dipengaruhi oleh cara pelaksanaan dan tingkat intensitasnya.

Aktivitas fisik ringan hingga sedang yang dilakukan secara rutin dinilai lebih berkaitan dengan harapan hidup yang lebih panjang dibandingkan olahraga berat yang dilakukan terus-menerus tanpa jeda.

Penelitian kohort prospektif terhadap hampir 9.700 lansia menemukan bahwa aktivitas santai, seperti berjalan kaki, berkebun, atau olahraga rekreasi, lebih efektif menunjang kesehatan jangka panjang dibandingkan rutinitas olahraga intensif yang terlalu ketat dan terjadwal.

Mengapa olahraga berlebihan bisa membuat tubuh lebih cepat menua?

Ketika tubuh dipaksa berlatih terlalu keras tanpa pemulihan memadai, produksi hormon stres seperti kortisol akan meningkat.

Kondisi tersebut memicu stres oksidatif, yakni kerusakan sel akibat paparan radikal bebas yang berlebihan. Jika berlangsung terus-menerus, proses ini dapat mempercepat penuaan sel dan jaringan tubuh.

Secara biologis, tubuh bekerja dengan prinsip hormesis. Stres ringan dalam jangka pendek, termasuk dari olahraga, dapat memberi manfaat.

Namun, stres yang berulang tanpa waktu pemulihan justru menurunkan kemampuan tubuh untuk memperbaiki diri.

Tidak sedikit pecinta olahraga intensitas tinggi yang berlatih setiap hari melaporkan kelelahan ekstrem, cedera berulang, hingga munculnya tanda-tanda penuaan dini.

Olahraga terstruktur tetap diperlukan untuk menjaga kekuatan dan kebugaran. Akan tetapi, jika dilakukan secara berlebihan, manfaatnya dapat berubah menjadi risiko bagi kesehatan.

Daripada terpaku pada jadwal latihan ketat dengan intensitas tinggi, aktivitas fisik santai yang menyenangkan lebih disarankan.

Misalnya berolahraga ringan bersama teman atau berjalan santai, yang diyakini memberi manfaat ganda bagi kesehatan fisik dan mental.

Selain menggerakkan tubuh, aktivitas tersebut juga melibatkan interaksi sosial yang berperan penting dalam menjaga kesehatan mental dan menurunkan risiko kematian dini.

Aspek pemulihan juga menjadi bagian penting yang kerap terabaikan dalam rutinitas olahraga. Sejumlah studi menunjukkan bahwa kurang tidur dan minim waktu istirahat dapat memperparah stres oksidatif serta peradangan kronis dalam tubuh.

Pemulihan tidak hanya menyangkut fisik, tetapi juga mental. Kegiatan seperti meditasi, yoga ringan, atau sekadar mengambil jeda dari rutinitas padat terbukti membantu menurunkan tingkat stres dan menyeimbangkan hormon tubuh.

Cara berolahraga agar tetap sehat dan awet muda

Mengutip Live Well Magazine, para ahli merekomendasikan pendekatan olahraga yang lebih seimbang, antara lain:

1. Mengikuti anjuran WHO, yakni 150 hingga 300 menit aktivitas fisik intensitas sedang setiap minggu.
2. Mengombinasikan olahraga terstruktur dengan aktivitas santai.
3. Menyediakan hari istirahat di sela latihan berat.
4. Memperhatikan sinyal tubuh, seperti kelelahan berlebih atau nyeri.
5. Memasukkan latihan kekuatan, keseimbangan, dan fleksibilitas.

Latihan sederhana seperti squat, lunge, push-up, dan glute bridge dinilai efektif untuk menjaga massa otot serta mencegah penurunan fungsi tubuh seiring bertambahnya usia.

Dengan keseimbangan antara aktivitas fisik, waktu istirahat, dan unsur kesenangan, olahraga tidak hanya menjaga kebugaran, tetapi juga membantu proses penuaan berlangsung lebih sehat dan berkualitas.

Terkini